Kabupaten Kapuas Hulu adalah wilayah dengan topografi beragam, mulai dari dataran aluvial sampai pegunungan dan perbukitan. Secara morfologi, Kapuas Hulu berbentuk kuali cekung dikelilingi oleh bukit-bukit kecil. Salah satu bukit hijau berlapis indah yang berpotensi menjadi destinasi alam wajib-kunjung Kalimantan Barat ini bernama Bukit Kedungkang.
Bukit ini tepatnya terletak di Kecamatan Batang Lupar. Dari tajuk atau kaki lima Rumah Betang Kedungkang I yang dihuni oleh masyarakat adat Dayak Iban, bukit ini kelihatan megah dan gagah. Orang Dayak Iban biasa memanggil bukit ini dengan nama Bukit Ilalang.
Di lereng dan kaki bukit Bukit Kedungkang, masyarakat banyak memanfaatkan lahan untuk berladang. Masyarakat adat Dayak Iban memang dikenal dekat dengan perairan sebagai sumber penghidupan, tetapi daratan—terutama untuk berladang—juga dekat. Dipercaya bahwa pulaugana (Tuhan Alam Semesta) mengajak orang pangau (orang khayangan) mengajarkan manusia, yakni orang Dayak Iban, mengenai sistem berladang.
Semakin tinggi mendaki, kita akan menjauhi kaki bukit lalu meninggalkan lahan berladang di belakang. Untuk selanjutnya, kita terus melewati jalan setapak dengan di kanan-kiri alang-alang tinggi. Sesekali, ditemukan bunga liar mekar di perjalanan. Suara yang terdengar hanya deru napas dan debar jantung dari dada sendiri. Sisanya, hening yang menenangkan.
Saat jalur semakin terjal dan alang-alang semakin tinggi, itu pertanda bahwa kita sudah mendekati puncak. Yang disebut puncak Bukit Kedungkang adalah padang rumput sejauh mata memandang dengan pemandangan bukit-bukit di sekitarnya yang berlapis-lapis. Dari puncak bukit ini, kita juga bisa melihat keluasan ratusan hektar Danau Sentarum, wilayah hutan yang rimba, serta Rumah Betang Kedungkang yang terlihat sungguh mini.
Waktu terbaik untuk mendaki Bukit Kedungkang adalah saat matahari terbit atau sore hari menjelang senja. Di kedua momen itu, matahari sedang cantik-cantiknya, membuat pemandangan di sekelilingnya sedang emas-emasnya.
